Senin, 19 November 2012

Is it true first love never dies?

      Semuanya terjadi tiba-tiba, saat itu hatiku sedang stabil, perkenalan yang tidak sengaja di salah satu social media membuat aku tidak terlalu menanggapinya. Setelah beberapa minggu berlalu tanpa ada komunikasi lagi di social media, kita dipertemukan. Ya pertemuan nyata, kita bertemu fisik, saat itu aku masih menganggapnya main-main, walaupun dia serius dengan berbagai cara mendekati aku dan memberi perhatian lebih, berlebihan malah. Dengan semua perhatian dan hal-hal baik dan manis yang dia lakukan, hatiku luluh juga dan aku mulai menanggapinya, kita jalani hari-hari indah bersama. Acara nembak dan tanggal jadian kita lakukan cuma buat formalitas, karena sebelumnya kita memang sudah melewati hari-hari seperti orang pacaran.
      Hari demi hari kita semakin dekat, aku bawa dia ke rumahku dan aku juga dikenalkan dengan keluarganya. Kita lewati semuanya dengan bahagia, tangis, cemburu, kesal, rindu karena jarangnya kita bisa bertemu dalam satu minggu. Aku bahagia, aku tidak pernah sebahagia ini dengan laki-laki sebelum dia, aku benar-benar takut kehilangan dia, walaupun kadang aku begitu kesal dengan sifat cemburunya yang berlebihan bahkan dengan teman-teman sekolahku. Kadang untuk bisa pergi sekedar untuk kumpul dengan teman-teman, aku terpaksa membohongi dia.
      Sampai suatu saat kita benar-benar dalam keadaan jenuh, karena setiap kangen dan ada masalah kita tidak bisa langsung bertemu. Masalah yang semakin berlarut-larut dan rasa kangen yang membuncah tanpa bisa bertemu membuat dia mencari kesenangan lain, dia mulai sibuk dengan hobby dan teman-teman barunya, ditambah datangnya orang ketiga yang sepertinya tau keadaan hubungan aku dengan dia saat itu yang mulai renggang membuat akhirnya kita berpisah.
      Dia yang memutuskan kita untuk "break", iya, dia enggak bilang kata putus saat itu, dia bilang "kita masing-masing dulu", aku sedih tapi dengan kata-kata yang dia bilang aku masih berharap suatu saat kita kembali bersama. Sampai seminggu setelah kita berpisah dia masih menghubungiku seperti biasa, ya walaupun tidak sesering kita pacaran dulu, sampai aku tau kalau dia sudah dengan wanita lain, disitu aku benar-benar emosi karena aku tau siapa wanita itu, ya, wanita yang membuat hubunganku kandas, aku tidak habis pikir dia setega itu. Aku memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengannya, semua akses aku tutup. Hatiku semakin hancur, setiap malam diisi dengan tangisan demi tangisan sampai aku tertidur sendiri. Untungnya ada keluarga dan teman-teman yang selalu mencoba menghiburku.
      Aku masih mengisi hari demi hari dengan kesedihan, bulan demi bulan sampai tahun kedua aku masih terkadang menangis kala teringat dia, sekarang aku sudah mulai bisa mengendalikan emosiku, tidak ada tangisan lagi untuk dia, tapi tetap aku masih merindukannya seperti dulu, belum ada yang menggantikan posisinya di hatiku, aku masih sangat mencintai dia, laki-laki yang tiba-tiba datang memberiku kebahagian hidup dan tiba-tiba juga mengambilnya. Entah sampai kapan rasa ini ada, aku harap secepatnya hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar